Senin, 23 Juli 2012

Kenidahan Pulau Kakaban dan Sensai Mandi Bersama Ubur-Ubur

Dari atas perairan biru yang tenang, sebuah dermaga membentang panjang, menghubungkan ke daratan pulau. Sebuah pulau yang hanya diselimuti pepohonan rindang, namun sangat istimewa, karena di dalamnya terdapat danau berair payau.

Ubur-ubur "Martigias papua", Danau Kakaban, Perairan Berau, Kalimantan Timur dengan tentakel berwarna tembaga, telah kehilangan sengat karena tiadanya predator dalam proses evolusi selama 2 juta tahun. Ubur-ubur tanpa sengat ini di dunia selain terdapat di Indonesia juga terdapat di Republik Palau di Samudra Pasifik.


Lautan dan pepohonan rindang memeluk danau berair jernih itu. Di danau itu, puluhan ribu ubur-ubur tak bersengat berenang bebas. Ini yang membuatnya makin istimewa. Fenomena ini hanya dapat Anda temui di Pulau Kakaban, Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Dari dermaga, papan kayu berwarna kuning bertuliskan “Selamat Datang di Pulau Wisata Kakaban” menjadi pintu masuk wisatawan yang datang. Di depannya, kita hanya dihadapkan pada sebuah tangga kayu nan terjal. Di kiri dan kanannya hanya ada pepohonan hijau yang tumbuh di antara bebatuan karst.

Kurang lebih lima menit berjalan naik menapaki tangga kayu itu, sampailah pada sebuah pemandangan menakjubkan, yakni  danau ubur-ubur yang membentang luas di bawah sana. Turunlah perlahan melewati anak tangga berikutnya untuk mencapai tepi danau tersebut. Berhati-hatilah, karena tangga cukup terjal dengan kemiringan hampir 90 derajat.

Dari atas dermaga di tepian danau, kita dapat melihat ubur-ubur atau yang dikenal jellyfish itu dengan mata telanjang. Ubur-ubur ini seakan menggoda pengunjung untuk lekas menceburkan diri ke air. Di sini Anda dapat berenang bebas bersama mereka.

Berenang hingga ke tengah danau, ubur-ubur makin banyak ditemui. Mereka kian mengelilingi dan tersentuh lembut di kulit. Di sinilah akan merasakan sensasi bermandikan ubur-ubur di tengah danau berair payau.

Tidak seperti ubur-ubur yang kita temui di laut, ubur-ubur ini memang tidak bersengat. Mereka kehilangan kemampuan menyengat karena telah mengalami evolusi yang cukup lama ketika terperangkap dalam danau ini.

Dinding karst yang terjal membuat air terperangkap di dalamnya hingga membentuk danau ini. Pulau Kakaban pun berbentuk seperti angka sembilan. Dalam bahasa setempat, Kakaban berarti "memeluk"', sehingga sering diartikan pulau yang memeluk danau.

Di danau berair payau inilah, para penghuninya, termasuk ubur-ubur harus menyesuaikan diri untuk bertahan hidup. Keterbatasan makanan, membuat mereka beradaptasi dengan dengan alga. Alga di sini merupakan penghasil makanan yang dibantu dengan bantuan sinar matahari.

Danau Ubur-ubur Terbesar di Dunia

Menurut catatan,  hingga kini hanya ada dua di dunia danau ubur-ubur yang serupa. Satu, di Pulau Kakaban Indonesia dan Pulau Palau, Mikronesia, di kawasan Tenggara Laut Pasifik yang berjarak ribuan kilometer dari Filipina.

Danau ubur-uburnya pun dikatakan yang paling luas di dunia. Luasnya sekitar 5 kilometer persegi dengan luas pulau 774,2 hektar.

“Ya, dari penelitian, dan kata tamu-tamu saya yang dari Jerman mengatakan danau ini lebih luas dari yang di Palau,” ujar Cipto, salah satu pemandu wisata di Kepulauan Derawan.

Pulau Kakaban pun disebut sebagai spesies ubur-ubur terbanyak di dunia. Ada empat jenis ubur-ubur di Kakaban, sedangkan di Palau hanya ditemukan dua jenis. Keempat jenis ubur-ubur tersebut adalah Aurelia aurita, Tripedalia cystophora, Martigias papua, dan Cassiopeia ornata.

Aurelia merupakan jenis ubur-ubur yang bertubuh bening. Saat berenang di Danau Kakaban ubur-ubur ini agak sulit terlihat. Namun kerap ditemui saat berada di antara jenis Martigias papua. Jenis Martigias ini merupakan yang paling banyak ditemui di Kakaban. Warnanya bening dan agak kecoklatan berbentuk seperti jamur. Sedangkan Tripedalia berbentuk kecil sebesar jari telunjuk.

Terakhir dan yang paling unik adalah jenis Cassiopeia atau yang sering disebut ubur-ubur terbalik. Cassiopeia menempatkan alga pada kakinya. Karena alga membutuhkan cahaya matahari untuk mendapatkan makanan, maka ubur-ubur ini pun harus berenang terbalik untuk mendapatkan cahaya matahari. Evolusi selama jutaan tahun lamanya membuat mereka memiliki bentuk dan sifat yang unik.

Pemerintah daerah setempat pun telah berkomitmen untuk menjaga keaslian Pulau Kakaban dengan melarang didirikannya penginapan atau resort di Pulau ini. Dengan kata lain pulau ini tidak boleh dihuni manusia.

“Kita harus menghargai komitmen daerah, seperti peraturan bahwa kakaban tidak boleh ada penghuni. Tempat ini marine-nya sangat kaya,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Mari Elka Pangestu saat mengunjungi Kepulauan Derawan, Senin (16/7/2012).

Berenang bersama ribuan ubur-ubur itu hanya bisa Anda rasakan di Indonesia. Wisatawan asing bahkan berbondong-bondong untuk menyaksikan eksotisme Pulau Kakaban. Sebuah keindahan alam yang tak ada duanya. 



Sumber  : Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar